Jumat, 24 Februari 2012

Tips Merawat anak bagi ayah ibu yang bekerja


                  Membesarkan anak dengan baik memang tidak mudah bagi pasangan suami-istri yang bekerja. Dengan sepuluh panduan berikut mudah-mudahan anda dapat menjalankan tugas sebagai orang tua dan pasangan berkarier secara seimbang. Lebih dari tiga puluh tahun terakhir, dengan pelbagai alasan sosio-ekonomi semakin banyak pasangan suami-istri yang harus bekerja. Kegiatan masing-masing anggota keluarga di luar juga meningkat. Akibatnya, waktu berkumpul antara anak dan orang tua atau saudara-saudara mereka semakin sedikit. Anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama pengasuh atau malah bermain sendiri di rumah.Kecenderungan ini, menurut Daniel Amen, M.D., direktur medis The Center For Effective Living, akan menimbulkan dampak sosial serius jika orang tua tidak memberikan kepemimpinan yang kuat kepada anak-anak mereka. Psikiater anak, remaja, dan dewasa ini menyodorkan sepuluh panduan untuk membesarkan anak secara sehat dalam keluarga dengan kedua orang tua bekerja.

1. waktu
Hubungan orang tua - anak yang baik memerlukan waktu yang memungkinkan mereka berkumpul secara fisik. Tidak perlu berjam-jam. Yang penting, orang tua secara konsisten meluangkan waktu bersama anak-anak hampir setiap hari. Ketika bersama mereka, jauhkan gangguan dan konsentrasikan perhatian kita kepada mereka. Waktu adalah tonggak penyangga pengasuhan yang baik.

2. Jadilah pendengar yang baik
Bila anak-anak mengetahui bahwa kita benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan, mereka akan lebih bersemangat untuk berbagi perasaan dan pikiran. Sebaliknya kalau orang tua merendahkan gagasan anaknya atau “rajin” mengkritik kata-katanya, anak itu akan menarik diri dan memilih lebih dekat pada temannya. Karenanya, jika ingin memiliki pengaruh dalam kehidupan anak, jadilah pendengar yang baik. Mereka akan menerima bila kita membantu mereka memecahkan masalah.


3. Tentukan harapan yang jelas
Memberitahukan anak apa yang kita harapkan darinya akan membentuk perilaku yang baik. Jangan ragu-ragu melibatkan mereka dalam pekerjaan sehari-hari dan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas di lingkungan rumah. Kebanyakan anak pasti akan mengeluh. Begitupun kita harus berusaha agar mereka senang dilibatkan. Pada anak yang berperan serta dalam urusan rumah tangga, akan tumbuh etika kerja dan umumnya ia lebih merasa menjadi bagian dari keluarga.

4. Jangan membiarkan rasa bersalah
Banyak orang tua merasa bersalah karena bekerja seharian di luar rumah. Sebagai kompensasinya, mereka membiarkan anak berperilaku buruk dan tidak disiplin. Orang tua yang baik adalah yang tegas. Merasa bersalah merupakan tindakan kontra produktif.

5. Jangan menggantikan kasih sayang atau waktu dengan uang
Memang penting untuk mengajarkan anak-anak bagaimana mengelola uang, tetapi jangan gunakan uang sebagai pengganti waktu atau kasih sayang kita.
Pesan materialistis di televise mudah sekali merasuki anak dan membangkitkan keinginan mereka untuk membeli ini dan itu. Bagaimana kita dapat membentengi mereka dari pengaruh buruk ini? Kita buat mereka untuk selalu berusaha bila ingin memperoleh sesuatu. Sesuatu yang diperolehnya melalui bekerja, akan lebih terasa nilainya.

6. Jangan terlalu sering gonta-ganti pengasuh
Suatu hari kebutuhan psikologi yang penting pada anak adalah bahwa ia terasuh dengan baik dan penuh kasih secara terus menerus. Oleh karena itu kita memerlukan pengasuh. Dengan menggunakan, kecemasan kita akan berkurang selama kita bekerja. Namun sebelum menyerahkan anak pada seorang pengasuh, berikanlah kesempatan untuk terciptanya keakraban dan kedekatan antara anak dan si calon pengasuh. Sering gonta-ganti pengasuh dapat membahayakan anak. Untuk mencari orang yang tepat atau situasi yang baik bagi anak, kalau perlu pergilah ketempat yang jauh!

7. Kuncinya : pengawasan
Acap kali ketika ditinggalkan orang tua, anak terjerumus dalam masalah. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak bermasalah sering berasal dari keluarga yang kurang atau tidak diawasi. Anak-anak tidak begitu saja tahu sejak lahir, mana perilaku baik, mana perilaku yang buruk. Mereka perlu diajari dan kemudian diawasi. Karenanya, sangatlah penting bagi orang tua untuk mengetahui dimana anaknya, sedang bersama siapa, dan sedang ngapain. Memang, anak sering mengeluh kalau ia di awasi ketat, tetapi anak-anak yang tidak diawasi juga sering merasa orang tua tidak peduli dengan mereka.

8. Beri perhatian lebih saat ia baik
Ini bagian paling berat sebagai orang tua. Kita cenderung lebih memperhatikan anak-anak ketika mereka menjengkelkan. Sebaliknya jauh lebih sulit untuk memperhatikan perilaku baik mereka. Namun, jika ingin anak berperilaku baik, berilah perhatian pada hal-hal yang kita sukai dari mereka. Kalau anak merasa di abaikan, secara bawah sadar ia akan berperilaku salah untuk menarik perhatian kita. Memperhatikan mereka sewaktu mereka baik, memang memerlukan usaha.

9. Hukuman itu untuk mendidik
Orang tua yang bekerja di luar rumah, cenderung mengalami kelelahan dan mudah jengkel. Maka mereka lebih mudah kehilangan control terhadap anak-anak. Ini dapat menimbulkan masalah. Jangan pernah menghukum anak ketika kita sendiri tidak dapat mengontrol diri. Gunakan hukuman untuk mendidik, bukan untuk melampiaskan kemarahan.

10. Berikan teladan dalam relasi
Anak belajar berelasi dari orang tua mereka. Mereka juga merasa paling aman jika melihat orang tua saling memperlakukan pasangannya dengan baik. Maka hal terbaik yang dapat dilakukan bagi anak-anak adalah mencintai pasangan kita.

2 komentar:

  1. Saya mau komplain tentang cara mengasuh bayi yang dilakukan ibu-ibu masa kini. dimulai dari cara melahirkan yang lebih memilih cesar daripada normal, alasannya sakit & tidak mau repot mengatur berat badan dan ikut senam hamil. takdir perempuan itu merasakan sakitnya persalinan, kenapa lebih memilih perutnya dibelah pakai obat bius. setelah lahir, bayi tersebut duluan meminum susu formula, tidak ada usaha sedikitpun untuk mengeluarkan ASI yang jelas-jelas sangat dibutuhkan bayi tersebut, sebentar lagi botol bayi akan jadi ibu bagi bayi-bayi yang dilahirkan jaman sekarang. berikutnya tentang pengasuhan bayi yang ditelantarkan oleh ibu pekerja, itulah kenapa saya menolak pendapat tentang menikah muda, pikirkan sebelum menikah apakah keuangan sudah cukup untuk berkeluarga dan punya anak, jangan nafsu saja didahulukan dengan alasan tidak mau berbuat dosa. Sebenarnya pihak laki-laki saja yang harusnya bekerja, sedangkan ibu tinggal di rumah mengasuh bayi/anak. Saya tidak habis pikir ada ibu yang merelakan anaknya bersama pengasuh yang mungkin berpendapat bukan anak saya. Peran ibu sebagai orangtua yang harusnya berada di samping bayinya tidak saya temukan dalam masa sekarang ini, semuanya memakai pengasuh yang kalau bayi jatuh ataupun menelan benda logam pengasuh itu mungkin hanya akan menonton sinetron pavoritnya daripada memperhatikan asuhannya/bayi. atau pengasuh itu mungkin akan memaksa bayi itu untuk tidur di ayunan sekeras-kerasnya agar pengasuh ini bisa menikmati sinetron atau tidur mungkin karena begadang semalam. Saya sampai sekarang tidak masuk akal memberikan bayi/anak kepada pengasuh. apapun alasannya, kecuali ibu bayi itu sudah meninggal itupun harusnya bapak bayi itu menggantikan tugasnya atau memberikannya kepada keluarga dekat. Saya juga heran dengan ibu-ibu sekarang yang lebih memikirkan cara instan dengan memakai pampers kepada bayinya, sungguh hancurkan orangtua jaman sekarang yang tidak mengajari anak-anak gadisnya sebelum menikah bagaimana nanti jika punya bayi. Saya perhatikan iritasi karena urin & kotoran menempel di tubuh bayi karena pampers bukan hal luar biasa, semua biasa karena ada salep kulit kata ibunya. Coba bayangkan dari jam 7 pagi sampai jam 9 malam bayi ditangan pengasuh, mau dibawa kemana peran ibu jaman sekarang ini. Banyak hal yang ingin saya protes kepada ibu-ibu muda jaman sekarang ini, apalagi ini jaman BBM, Facebook, mungkin ibu-ibu muda jaman sekarang ini lebih baik membalas BBM ataupun menjawab comment facebook, daripada menganti celana bayinya yang baru saja terkena urin. atau pampers adalah jawabannya. celakanya waktu bersama bayi/anaknya hilang hanya untuk mengejar beberapa lembar uang, harusnya sebelum menikah semua harus dipersiapkan jangan mengorbankan bayi/anak. syukurnya calon istri saya orangnya mandiri, saya kasihan lihat orangtua yang mengorbankan anak/bayinya ditangan pengasuh, sedangkan ibunya sibuk mencari uang sampai manakah kekayaan itu dicari tidak cukupkah suami bekerja, kuncinya sebelum menikah persiapkanlah semuanya. terima kasih.

    BalasHapus
  2. hai,
    selamat ya. Artikel kamu masuk jadi pilihan untuk masuk dan ditampilkan di halaman web Media Parenting MiiMoo.
    MiiMoo adalah website khusus untuk berbagi masalah pengasuhan, mendidik anak, berbagi waktu bersama anak.

    Jika kamu keberatan postingan menarik untuk tampil di websita kami, jangan sungkan beritahu kami ya. :)

    Salam,
    MiiMoo | Seru-Seruan Punya Keluarga.

    BalasHapus